Keajaiban Stimulasi Listrik Bagi Penderita Kelumpuhan
Rob Summers, mantan
pemain baseball dari kota Oregon, Amerika Serikat, menderita kelumpuhan
di kedua kakinya setelah menjadi korban tabrak lari 2006 silam.
Kecelakaan tersebut menyebabkan Summers menderita cedera saraf tulang
belakang yang mengakibatkan terputusnya hubungan antara otak dengan
saraf-saraf di kakinya. Sebagai salah satu tahap penanganan, para dokter
melakukan pembedahan dan memasangkan 16 elektroda di tulang
belakangnya. Setelah melalui sederetan latihan harian, Rob Summers dapat
berdiri kembali, menggerakkan jari-jari kaki, pinggang, lutut,
pergelangan kaki, dan bahkan berjalan di atas treadmill dengan bantuan alat penopang.
Dalam kasus cedera saraf tulang belakang seperti ini, hanya sebagian jaringan saraf yang mengalami kerusakan, sedangkan sel saraf lainnya tetap berfungsi. Para peneliti dari University of Louisville mengatakan bahwa sel saraf ini menerima sinyal dari kaki dan merespon secara otomatis. Inilah yang memungkinkan kita untuk berdiri atau berjalan tanpa memikirkannya secara aktif. Namun, setelah mengalami cedera saraf tulang belakang, sel saraf tersebut membutuhkan stimulasi listrik untuk dapat bekerja. Stimulasi listrik ini meniru pesan yang dikirimkan dari otak untuk bergerak dan membantu kaki merespon. Ditambah dengan latihan secara intensif, akhirnya Rob Summers pun dapat berdiri dan berjalan kembali, walaupun masih membutuhkan alat penopang.
Para peneliti menekankan bahwa kasus Rob Summers ini masih berada dalam tahap penelitian. Prof. Susan Harkema dari University of Louisville menambahkan bahwa hasil penelitian ini bersifat sementara dan baru dapat dilihat sebagai potensi, bukan obat. Belum ada yang dapat memastikan keberhasilan pengobatan kelumpuhan dengan menggunakan metode stimulasi listrik, tetapi ini merupakan solusi dan harapan terbaik saat ini.
Sumber : http://www.jagatreview.com/2011/05/keajaiban-stimulasi-listrik-bagi-penderita-kelumpuhan/
Dalam kasus cedera saraf tulang belakang seperti ini, hanya sebagian jaringan saraf yang mengalami kerusakan, sedangkan sel saraf lainnya tetap berfungsi. Para peneliti dari University of Louisville mengatakan bahwa sel saraf ini menerima sinyal dari kaki dan merespon secara otomatis. Inilah yang memungkinkan kita untuk berdiri atau berjalan tanpa memikirkannya secara aktif. Namun, setelah mengalami cedera saraf tulang belakang, sel saraf tersebut membutuhkan stimulasi listrik untuk dapat bekerja. Stimulasi listrik ini meniru pesan yang dikirimkan dari otak untuk bergerak dan membantu kaki merespon. Ditambah dengan latihan secara intensif, akhirnya Rob Summers pun dapat berdiri dan berjalan kembali, walaupun masih membutuhkan alat penopang.
Para peneliti menekankan bahwa kasus Rob Summers ini masih berada dalam tahap penelitian. Prof. Susan Harkema dari University of Louisville menambahkan bahwa hasil penelitian ini bersifat sementara dan baru dapat dilihat sebagai potensi, bukan obat. Belum ada yang dapat memastikan keberhasilan pengobatan kelumpuhan dengan menggunakan metode stimulasi listrik, tetapi ini merupakan solusi dan harapan terbaik saat ini.
Sumber : http://www.jagatreview.com/2011/05/keajaiban-stimulasi-listrik-bagi-penderita-kelumpuhan/
Komentar
Posting Komentar